20080724

Hidupku dan hidupmu sama-sama kacau

Beberapa hari lalu seorang sahabat menelpon dan berkata, yang intinya, manusia itu sesekali harus bisa hura-hura, bersenang-senang, karena itulah yang membedakannya dengan seekor keledai.

Di masa harga mahal ini, sering kita tidak bisa meregangkan otot sejenak, menarik napas atau memejamkan mata barang sebentar, karena takut kehilangan kesempatan. Pekerja yang bekerja tanpa memperhatikan waktu mendapat penghargaan sebagai karyawan teladan untuk sumbangannya pada perusahaan yang dibayar oleh keluarganya yang mulai terurai sedikit demi sedikit, sampai suatu hari dia menemukan istrinya sudah berubah sama sekali menjadi mahluk hijau dari planet Mars yang tidak dikenalinya dan anak-anaknya sudah tumbuh menjadi orang asing yang mengisi kamar-kamar di rumahnya tanpa bayar, tidak sesuai dengan yang diimpikannya. Maksudnya mimpi tentang anak-anaknya, bukan bayarannya..

Menjadi menarik juga pernyataan kawan tadi, karena hura-hura atau bersenang-senang tidak selalu harus dengan berpesta yang dentuman suara musiknya menggunakan tenaga listrik yang bisa menerangi satu desa selama satu bulan. Bersenang-senang bisa juga dilakukan dengan hanya secangkir teh hangat yang dibuatkan istri tercinta dan kemudian duduk berdua sambil mengobrol di sore hari.
Hal seperti itu saat ini sudah menjadi komoditi yang mahal karena kesibukan kedua mempelai yang tidak bisa dihentikan, atau ada penolakan dari istri yang merasa sudah terlalu diperbudak selama ini dan menuntut pembebasan radikal sesuai semangat Abraham Lincoln menghapuskan perbudakan dulu, sementara sang suami yang sudah terlalu enak dibuai pelayanan lupa cara menjerang air untuk membuat teh seperti yang pernah dipelajarinya waktu ikut pramuka dulu.

Tapi, kalau dipikir-pikir, kita tidak akan bisa menikmati masa bersenang-senang jika dalam waktu bersamaan ada masalah yang duduk diam dalam pikiran dan tidak mau pergi dari benak. Dia akan membuat senyum tawa kita menjadi hambar atau bibir menjadi rata sejenak ketika lewat sekelebatan selagi kita sedang bercanda dengan istri atau sedang bermain dengan anak-anak.
Kemampuan melupakan masalah sejenak dua jenak ini kemudian menjadi suatu keahlian yang bisa dijual dalam seminar-seminar mahal di hotel-hotel kelas bintang lima dengan suguhan makanan hotel kelas melati dua. Full day seminar, katanya. Dimulai dengan harapan-harapan yang didiktekan sang mentor pada para peserta di pagi hari, diikuti dengan tahapan-tahapan mengupas masalah seperti mengupas bawang, yang setiap satu lapisan dibuka akan membuat air mata lebih banyak keluar. Tidak apa-apa, katanya, ini proses pembelajaran. Demikian disusunnya acara seminar tersebut sedemikian rupa sehingga di sore hari, dengan kata-kata penutupan yang menggelegar, para peserta seminar akan mencapai orgasme hebat karena sudah tahu bahwa satu-satunya cara menghilangkan masalah yang mengganggu benak adalah dengan.... menyelesaikannya.

Dengan pengetahuan dari luar angkasa tadi, kita pulang ke rumah dan mulai berusaha menyelesaikan masalahnya dengan pendekatan mengupas bawang yang ternyata berubah menjadi seperti mengupas sabut buah kelapa dengan tangan kosong, liat dan tercerai berai. Ketika masalah telah selesai, dan istri sudah menyiapkan teh manis untuk dinikmati bersama-sama di sore hari, masalah lain muncul..
Karena demikianlah hakikat hidup manusia seperti perahu yang bisa berjalan karena ada hambatan dari air dan gerobak yang bisa maju karena ada gaya friksi dari jalan.
Karena itu, ada juga yang berkata bahwa rahasia kebahagiaan adalah dengan menerima kenyataan dan hidup dengannya. Orang yang berkata itu pasti belum pernah tidur beralas koran dipinggir jalan dengan perut kosong dan diiringi tangisan anak yang tidak mau juga tidur karena kelaparan.
Rahasia kebahagiaan, menurutku, adalah maju terus, jangan berhenti berjalan, karena berhenti adalah mati, mundur dan mengingat masa lalu yang indah bisa membuat kita menderita TBC dan bergeser ke samping adalah menjadi gila.

Maju terus kawan, lihat apa yang disediakan hidup di depan sana.

20080723

Homo bogoriensis

Manusia Bogor
Lahir, besar dan membangun keluarga di Bogor
Mungkin nanti matipun di Bogor
Melihat Bogor bangun dan berkembang
Menangisi hari-hari lalu yang sejuk di kaki gunung Salak
Kehilangan rintik hujan sepanjang hari
Tertidur dalam damai kota Bogor